Catatan tumpahan ego yang mulai meleleh lewat kuping

Monday, March 21, 2005

Ribut-ribut di PPB

Paguyuban Para mBambung (mbambung = pengangguran) hari ini mengadakan rapat besar. Berhubung para satgas (satuan yang suka buang gas) pamong gemblung akan menaikkan harga minyak, mereka harus protes. Sebab hal ini bersinggungan dengan kere-kere yang mereka bela di luar sana. Bayangin jika harga minyak tawon naik, maka tukang pijet harus menaikkan tarif pijatnya, dan dipastikan para kere tidak akan sanggup membayarnya. Gimana bisa mbayar? Tarip sekali urut adalah 5 ringgit. Sedangkan harga minyak tawon sebotol adalah 85 ringgit. Wah, bisa bangkrut bandar.

Begitulah, Para mBambung mulai rapat. Rapat dipimpin oleh mBambung senior, bekas kere kali tambak yang jadi politisi karena nasib baik.

"Sodara sodara dewan para mbambung yang dihormati kere dan laler. Meskipun satgas pamong gemblung bilang bahwa kenaikan minyak ini adalah hak mereka, namun kita sebagai dewan wakil kere berjas yang wajib dihormati, kita adakan rapat demi menegakkan citra kita yang selalu peduli kere dan laler, serta selalu ada yang dikerjain. Jangan sampai kita dicap kurang kerjaan.."

Sang senior berhenti sejenak. Hening diseluruh ruang sidang. Senior mengusap rambutnya berminyak kelimis yang tadi pagi baru disemir oleh gundiknya. Ia berdehem sebentar, sebelum melanjutkan.

"Dan demi mempersingkat waktu.. "ujarnya sambil menengok jam, membayangkan gundiknya yang menunggu di kamar, " Maka langsung akan saya tawarkan voting. Ada dua opsi. A. Setuju minyak naik. B. Tidak setuju minyak tidak naik..."

"Interupsi..!"Ujar seseorang dari ruang sidang sambil menunjukkan jari tengahnya..
"Opsi yang ditawarkan oleh senior yang terhormat sangat melecehkan intelektual kita. Opsi kampungan. Masak pilihannya setuju naik atau tidak setuju tidak naik?.. yang bener dong pimpinan sidang.. "

"Ehm..". Senior kembali melirik jamnya dengan gelisah. Wah bisa gawat jadwal kencan siang ini. "Ok.. ok saya ralat.. " lanjutnya kalem.

(bersambung)

1 Comments:

Anonymous Anonymous said...

Wah berbulan-bulan nunggu sambungannya ini belom datang2
*perasaan cemas yang sama juga muncul saat menanti komik Krayon edisi berikutnya*

4:37 AM

 

Post a Comment

<< Home